
Pertanyaan
Selamat siang dokter Lady,
Sejak saya mengalami GERD dan pernah kena Covid, maka di kala saya mengalami sakit biasa saja, saya langsung ketakutan dan cemas. Keringat bercucuran, dan merasa sangat lemas, pikiran saya ke mana-mana, takut akan terjadi sesuatu yang menakutkan seperti kematian. Katanya ini disebut Panic Attack.
dok, bagaimana bisa sembuh total? Bagaimana mencegah sebelum terjadi?
Apakah akan terjadi bagi semua orang yang pernah trauma karena sakit atau peristiwa mencekam di masa lalu? Sebenarnya ini gejala psikologi atau memang kondisi fisik yang rapuh dan menyebabkan masalah psikologi, atau sebaliknya? Saya jadi takut, kalau ini akan muncul lagi di saat-saat kelemahan tubuh.
Terima kasih dok, tolong bantu memberi pencerahan bagi saya
Salam
Zelty, Matraman
Jawaban:
Hallo Zelty, terima kasih atas pertanyaannya, sebelumnya saya akan menjawab beberapa pengertian terkait beberapa istilah kedokteran yang mungkin belum dipahami oleh pembaca lain.
Mengenal GERD
GERD atau singkatan dari Gastroesophageal Reflux Disease Adalah suatu kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi rasa panas di dada. Dalam bahasa Indonesia awam, banyak Masyarakat menyebutnya maag atau GERD.
Apa itu Panic Attack?
Serangan panik atau panic attack merupakan kondisi di mana seseorang tiba-tiba merasakan ketakutan hebat atau tidak nyamanan yang disertai dengan keluhan seperti jantung berdebar, sesak napas, keringat dingin, pusing, mual, rasa gemetar, dan terkadang merasakan seolah-olah akan pingsan. Kejadian ini biasanya berlangsung beberapa menit, tetapi seseorang tersebut akan merasakan cemas atau kuatir berjam-jam.
Secara medis, serangan panik termasuk dalam kelompok gangguan kecemasan (anxiety disorder). Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), serangan panik dapat muncul secara spontan atau dipicu oleh kondisi tertentu — misalnya stres berat, trauma, atau masalah kesehatan yang membuat seseorang merasa tidak berdaya terhadap tubuhnya.
Mengapa serangan panik muncul setelah terkena GERD atau Covid?
Pada kasus Zelty, serangan panik muncul tiba-tiba pada kondisi sakit yang biasa saja, hal ini disebabkan karena Anda pernah mengalami penyakit yang membuat napas sesak atau rasa tidak nyaman di dada (seperti GERD atau Covid-19), sehingga tubuh dan pikiran merekam pengalaman itu sebagai ancaman hidup.
Secara fisiologis dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ketika muncul suatu gejala misalnya nyeri ulu hati, jantung berdebar, atau kepala pusing, maka respon tubuh pada organ otak dalam sistem limbik akan memberi sinyal sebagai suatu ancaman, sehingga memicu reaksi fight or flight yaitu melawan atau lari dengan mengirimkan signal ke bagian otak lain yaitu hipotalamus. Tubuh kemudian melepaskan hormon yaitu, Adrenalin yang membuat jantung berdetak lebih cepat, pernapasan menjadi dangkal atau terasa sesak, tangan berkeringat, dll.
Jadi, serangan panik bukan berarti Anda lemah atau terlalu cemas, tetapi otak Anda sedang terlalu waspada akibat pengalaman traumatis sebelumnya. Dalam ilmu kedokteran, ini disebut conditioned fear response, yaitu respons ketakutan yang terbentuk dari pengalaman masa lalu.
Apakah bisa sembuh total?
Tentu saja kondisi ini dapat sembuh dengan baik. Sebagian besar penderita serangan panik membaik bahkan sembuh total dengan penanganan yang tepat. Proses penyembuhannya pada prinsipnya menganut dua pilar utama yaitu: terapi psikologis dan perbaikan gaya hidup.
1. Terapi CBT – Cognitive Behavioral Therapy: terapi ini membantu pasien memahami pikiran yang memicu ketakutan berlebihan dan melatih cara baru menghadapi sensasi tubuh tanpa panik.
2. Relaksasi dan latihan pernapasan: latihan napas diafragma, meditasi mindfulness, atau doa terarah bisa menurunkan aktivitas sistem saraf simpatik.
3. Dukungan obat (bila diperlukan): dalam beberapa kasus, dokter mungkin memberikan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan.
4. Gaya hidup sehat: hindari kafein berlebihan, tidur cukup, olahraga secara rutin berkala.
Apakah semua orang bisa mengalaminya?
Pada kasus serangan panik, hal ini dapat terjadi pada siapa saja, namun tidak semua orang yang mengalami trauma akan mengalami serangan panik. Serangan panik dapat terjadi jika kombinasi faktor pemicunya terpenuhi, seperti kelelahan fisik, stres emosional, riwayat penyakit menakutkan, atau kepribadian yang cenderung sensitif terhadap sensasi tubuh.
Bagaimana mencegah serangan panik?
Beberapa langkah sederhana bisa membantu mencegah atau menghentikan serangan saat mulai muncul:
1. Sadari bahwa gejala ini tidak mematikan — katakan pada diri sendiri: ‘Ini hanya kepanikan, bukan serangan jantung.’
2. Tarik napas perlahan: fokus pada pernapasan perut — tarik 4 detik, tahan 2 detik, hembuskan 6 detik.
3. Alihkan perhatian: fokus pada hal konkret di sekitar Anda seperti warna benda atau suara.
4. Berhenti melawan sensasi tubuh: semakin Anda melawan, semakin kuat reaksi paniknya.
5. Jaga kebugaran: tidur cukup, makan teratur, olahraga rutin, dan periksa kesehatan secara berkala.
Kesimpulan
Serangan panik setelah sakit adalah kejadian umum yang merupakan hasil interaksi antara tubuh yang pernah trauma dan pikiran yang terlalu siaga. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan beberapa hal, antara lain: terapi psikologis, latihan napas, dan gaya hidup sehat.
Referensi:
– American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5)
– Harvard Health Publishing. Cognitive Behavioral Therapy for Panic Disorder, 2022
– Mayo Clinic. Panic attacks and panic disorder overview, 2023
– National Institute of Mental Health (NIMH), 2023
dr. Lady MF Sirait, MSc.
Adalah seorang dokter umum yang mempunyai pengalaman dalam beberapa penulisan, Mempunyai latar belakang pekerjaan sebagai dokter di Dinas Kesehatan di bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan bidang Kesehatan Masyarakat selama 12 tahun. Saat ini beliau aktif sebagai peneliti di EHA- Institute.