Yerusalem, Antara Isu Rohani Dan Politik (3)

#SUP – Jika rata-rata negara mengalami perubahan dua kali sistim politik, dari kerajaan (raja absolut) menjadi republik (trias politika), maka Israel tiga kali dari; Teokrasi ke Monarki / Kerajaan, dan Republik. Setelah Israel berbagi tanah dan menduduki wilayah mereka, perjalanan baru sebagai bangsa mereka mulai tanpa Musa, tanpa Yosua. Israel bergerak, berbagi tugas antar suku dengan caranya sendiri, bahkan mengikat perjanjian dengan bangsa-bangsa yang ada di Kanaan (Hakim 1). Tuhan tidak berkenan mereka hidup dalam kompromi keimanan, yang menggoda iman mereka berpaling dari Allah yang Esa (Hakim 2:1-5). Karena itu Tuhan menegur mereka yang mulai lupa diri, padahal mereka baru memulai hidup dinegeri sendiri. Di perjalanan padang gurun mereka memberontak, puluhan ribu mati (Bilangan 14:37, 16:49, 25:9), begitu pula di tanah yang diberikan Tuhan. Tuhan murka, tapi banyak orang masa kini memuja mereka. Ini adalah realita kehidupan Israel, sama dengan manusia pada umumnya. Ber-Tuhan di kala duka, bersama dunia di kala suka. Israel cerminan kita.

BACA JUGA: #JERUSALEM ANTARA ISU ROHANI DAN POLITIK (2)

Tuhan sendiri dalam kedaulatan-Nya, yang kemudian mengangkat Hakim bagi mereka (Hakim 2:16-19), inilah yang disebut sebagai era Teokrasi. Hakim diangkat Tuhan untuk mengalahkan musuh dan memimpin bangsa itu. Namun tidak serta merta Israel menjadi benar hidupnya dan mulus jalannya. Sebaliknya, mereka menunjukkan kesejatian manusia yang telah jatuh kedalam dosa. Tegar tengkuk. Namun diantara orang yang tidak benar selalu ada orang yang benar. Orang yang benar inilah yang disebut umat pilihan oleh Tuhan, jadi bukan karena dia seorang Israel. Tidak semua Israel itu Israel (Roma 9:6), karena itu keselamatan bagi Israel yaitu hanya bagi yang setia (Roma 11:17,18,26). Mereka yang taat disebut Yesaya sebagai sisa Israel (Yesaya 10:22, 11:11, Roma 9:25-29). Israel berpikir mereka bangsa bersunat, padahal yang dikendaki Tuhan bukan hanya sunat lahiriah, tapi sunat hati (Ulangan 10:16, 30:6, Roma 2:29). Era  kepemimpinan para Hakim (Teokrasi) berakhir dengan penolakan Israel. Ya, Israel menolak kepemimpinan Tuhan. Mereka tidak mau Hakim yang diangkat Allah, mereka mau Raja seperti bangsa lain (1 Samuel 8:6-7). Tuhan membiarkan Israel dengan pilihannya dan mewujudkan keinginan mereka yang kelak lenyap, menjadi penyesalan yang tidak kunjung usai.  

BACA JUGA: #JERUSALEM ANTARA ISU ROHANI DAN POLITIK (1)

Samuel menjadi Hakim Israel yang terakhir, sekaligus menjadi nabi pertama dalam struktural agama Judais. Penolakan Israel melahirkan raja pertama yaitu Saul dari suku Benyamin (1 Samuel 9:15-17). Saul berbuat dosa sebagai raja, dan kehilangan tahta (1 Samuel 12:24-25, 13:13-14, 31:4-5). Kemudian Daud naik tahta menggantikan Saul. Dia raja kedua, tetapi juga pertama karena dia bukan suku Benyamin melainkan suku Yehuda. Daud berbuat dosa dalam kasus Batsyeba dan mendapat seorang putra Salomo (2 Samuel 12:24). Dia kelak menggantikan Daud ayahnya, namun berakibat kekacauan berat di dalam keluarga Daud. Amnon anak Daud, memperkosa Tamar saudari beda ibu, adiknya Absalom yang kemudian membunuh Amnon (2 Samuel 13). Absalom memberontak kepada Daud ayahnya dan akhirnya mati, dan korban yang jatuh dalam perang sesama Israel itu 20 ribu orang (2 Samuel 18), dan bertambah dengan meluasnya perang saudara. Adonia mengangkat diri sebagai raja, tetapi Daud sendiri memilih dan menetapkan Salomo menjadi raja. Dan ribut lagi. Inilah lika-liku kerajaan Israel, bahkan di internal raja Daud. Semua orang yang dipakai Tuhan jelas hanya karena kasih karunia, karena jika melihat kehidupan personal mereka banyak hal yang tak patut. Apalagi dalam hidup sebagai bangsa. Karena itu kita perlu membuka mata lebar terhadap kenyataan ini. 

BACA JUGA: #SUP – MENJAWAB ZAKIR NAIK (SERI.5)

Salomo naik tahta, memerintah dengan luar biasa, baik karya (Nyanyian dan Amsal), maupun dosa (1000 istri dan gundik yang tidak menyembah Allah). Salomo jatuh dalam penyembahan berhala dan Tuhan menghukumnya dengan membangkitkan lawan-lawan bagi Salomo (1 Raja 11). Hasil akhir Salomo adalah pemberontakan Israel, membuat kerajaan pecah dua (1 Raja 12:1-19). Namun Tuhan tetap dengan janji-Nya kepada Daud bahwa kerajaan Yehuda akan terus berlanjut hingga kekal  dan ini digenapi dalam Yesus Kristus Anak Daud (1 Tawarikh 17:12-14). Kerajaan Israel ada di Utara dengan 10 suku ibukotanya Samaria, sementara selatan memakai nama kerajaan Yehuda dengan ibukota Yerusalem (1 Raja 12:20-21). Israel bersatu hanya diperintah oleh 3 raja (Saul, Daud, Salomo), sangat pendek dan kemudian terpecah. Israel diperintah oleh 19 raja sebelum dibuang oleh Asyur sekitar 700 tahun Sebelum masehi. Sementara Yehuda diperintah oleh 20 raja, sebelum dibuang ke Babel sekitar 500 tahun Sebelum masehi. Ini hasil Israel menolak Tuhan. Anda ingin seperti Israel? Tapi yang pasti jadilah sisa Israel, Israel sejati yang beriman kepada Yesus Kristus Anak Allah Yang Hidup, dan bukan menyalibkan Dia seperti para Iman Israel (Kisah 5:26-30). Hati-hati dengan pengertian Israel.

BACA JUGA: #SUP – MENJAWAB ZAKIR NAIK (SERI.4) 

Sangat jelas tidak ada yang luar biasa dalam sejarah kerajaan Israel yang bersatu, apalagi terpecah. Pada akhirnya mereka terpuruk, terbuang, dan kehilangan era kerajaan yang mereka mulai sendiri. Yang luar biasa adalah, kesetiaan kasih Tuhan di dalam keberdosaan dan pemberontakan umat. Janji Tuhan tidak berubah, tetap, tapi bagi yang percaya dan setia kepada-Nya, bukan bagi semua hanya karena kebangsaan Israel. Dari pembuangan di Babel mereka kembali ke Jerusalem karena belas kasihan raja Persia (bukan raja Israel) yang digerakkan Allah (Yesaya 44:28, Ezra 1:1-4) .

BACA JUGA: #SUP – MENJAWAB ZAKIR NAIK (SERI.3)

Bagaimana mungkin mereka pulang ke Jerusalem karena belas kasihan “kerajaan kafir” (bukan Israel)? Sabar, itu suguhan SUP berikutnya. Yang ini dihabiskan dulu dengan tenang agar dapat dicerna dengan baik. Oh ya, jangan pernah lupa untuk bagi-bagi, karena banyak yang membutuhkan SUP Jerusalem nya. Semoga kita benar dalam memahaminya seperti yang dituturkan oleh Alkitab.

Selamat menikmati (sambil tersenyum ya).

Recommended For You

About the Author: Reformata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *