Follow @bigmansirait
Kaya menjadi kata yang paling disukai umat manusia, siapa dan di mana saja. Kaya memberi banyak kepuasan keinginan manusia. Kepuasan yang semu, kekuasaan yang sementara, kehormatan berbalut kepalsuan, sangat dekat dengan kekayaan. Tak banyak orang yang dengan kekayaannya membuat dirinya terhormat secara utuh. Mempunyai integritas yang tinggi dan kemurahan hati yang terkenal. Kebanyakan orang kaya diidentikkan dengan kesombongan, juga keserakahan. Karena itu setiap orang percaya yang dikaruniai Tuhan harta benda harus menyadari bahwa semuanya adalah alat untuk kemuliaan Tuhan.
Abraham di PL, dalam khotbah masa kini di identikan dengan orang yang diberkati Tuhan karena dia kaya. Sementara Alkitab dengan tegas mencatat Abraham sebagai orang yang dikenal karena iman. Inilah keunggulan dan keunikan Abraham dengan orang sejamannya. Jika soal kekayaan, ada banyak orang yang lebih kaya dari Abraham. Firaun di Mesir terkenal dengan kekayaannya dan memberi Abraham harta sebagai buah tangan. Jadi bukan kekayaan yang menunjukkan kualitas seorang Abraham melainkan imannya. Disisi lain, Musa adalah pangeran muda di istana Firaun. Memiliki kekayaan dan masa depan yang menjanjikan. Namun persoalan internal bangsanya justru membuat dia menjadi buron. Dan mirisnya, Musa menjadi gembala dan bekerja untuk mertuanya. Lalu, dibagian akhir hidupnya Musa memimpin Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian. Musa tak kaya, tak punya persediaan makanan, dan bergantung pada manna dari Tuhan setiap harinya. Lalu suku Lewi dikhususkan menjadi imam, dan atas pengkhususan itu mereka tak punya tanah pusaka, tak boleh berusaha, fokus melayani. Mereka menerima persepuluhan dari tiap suku, dan mengelolanya untuk keperluan; Imam, Bait Allah, janda miskin Israel, dan orang asing (non Israel). Imam bukan pengusaha, mereka pemimpin rohani bagi umat Allah.
Di PB, Zakheus sipemungut cukai bertobat menjadi murid Kristus. Dia mempersembahkan setengah dari miliknya untuk orang miskin. Jelas saat itu dia menjadi kurang kaya, namun saat bersamaan juga seorang yang sangat kaya dalam perspektif iman Kristen (band; Ibrani 10:34, Wahyu 2:9). Kesukacitaan yang besar membuat Zakheus tak berhitung soal harta benda seperti orang dunia. Dalam Lukas 5:27-28, Matius 10:3, Lewi yang disebut juga Matius, bahkan meninggalkan segala sesuatunya dan mengikut Yesus menjadi murid Nya. Begitu juga para rasul lainnya, melepas pekerjaan dan tak memiliki penghasilan tetap. Itulah murid Yesus, pelayan yang hidup dari kemurahan Tuan nya, yaitu Tuhan yang disurga. Para rasul bukan pengusaha, tapi utusan Kristus untuk memberitakan injil Nya. Kekayaan bukan dosa, tapi juga bukan tujuan, apalagi ukuran keimanan. Karena itu setiap orang percaya harus jelas panggilannya, imam atau pengusaha.
Kita juga mengenal kisah janda miskin di Sarfat. Dia hidup dalam kesulitan, dan dia bukan umat Israel. Namun Tuhan berbelas kasihan kepadanya, dan mengutus nabi Elia mengurusnya. Dimusim kemarau panjang persediaan makannya habis, Tuhan menyediakannya lewat Elia. Ketika musim kemarau berlalu, Elia melanjutkan pelayanannya, sang janda dan anaknya juga. Mereka dikasihi Tuhan dan mengalami mujijat hebat, tapi tetap hidup dalam kemiskinan, sekaligus dalam kebahagiaan. Sementara kisah janda miskin lainnya, juga mewarnai Alkitab. Yesus Kristus sendiri memuji keimanan sang janda miskin. Di kemiskinannya dia membuktikan diri kaya dengan persembahan yang penuh kerelaan dan rasa syukur yang penuh. Mereka berdua, janda dan miskin, tapi hidup diberkati Tuhan. Dalam Alkitab tidak ada korelasi langsung bahwa orang diberkati pasti kaya. Bisa ya, bisa tidak! Artinya kaya bukanlah tanda, itu hanya pelengkap dalam kehidupan orang beriman. Abaraham, Ishak, Yakub, dikenal sebagai bapa orang beriman, bapa umat pilihan (Ibrani 11). Mereka tidak dikenal sebagai orang kaya, sekalipun mereka berlimpah harta benda.
Anda akan kaya? Siapa yang menawarkannya didalam Alkitab? Ayub rela dari kaya jadi miskin, dengan berkata tegas; Tuhan memberi, Tuhan mengambil. Alkitab berkata, dalam hal itu Ayub tidak salah. Dia membuktikan keberimanannya dengan tidak terikat pada materi. Iblis, dialah yang menawarkan anda pasti kaya. Dalam Matius 4:1-11, Iblis menawarklan seluruh kekayaan dunia dan kemegahanya kepada Yesus Kristus, jika Yesus menyembahnya. Ya, iblislah yang selalu menawarkan kekayaan kepada manusia. Iblis memang bukan penebus, tapi dia penggoda, dan harta benda adalah senjatanya. Lalu apa yang ditawarkan Yesus kepada orang yang percaya pada Nya? Yesus Kristus menawarkan penyangkalan diri dan salib kepada orang yang mau percaya dan mengikutnya. Hal ini terlalu jelas dalam Alkitab, sehingga menjadi sangat aneh jika umat tak memahaminya. Dalam Alkitab, jika bukan iblis maka antek-anteknya, yaitu pada guru palsu, nabi palsu, yang selalu menjanjikan kekayaan. Nama Tuhan diperjualbelikan, seakan penawaran kekayaan datang dari Tuhan. Yesus Kristus dalam doa Bapa kami mengajarkan permohonan rejeki atau roti yang secukupnya, bukan sebanyak-banyaknya. Lagi-lagi, sebanyaknya itu penawaran iblis. Begitu pula dalam perjalanan Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian. Manna diberikan secukupnya, yaitu untuk jatah sehari. Tapi keserakahan umat mengambil lebih dari jatah sehari. Hasilnya, sangat jelas busuk, mendatangkan bau. Bukannya jadi kenikmatan, sebaliknya menciptakan persoalan. Iblislah yang menggoda umat agar mengambil lebih, dengan jalan itu umat melawan ketetapan Tuhan. Ah, iblis memang sangat licin memainkan isu kekayaan sebagai berkat Tuhan. Ingat, berkat Tuhan adalah pengenalan akan Dia! Kekayaan dan kesehatan adalah bonus yang bisa ada, juga bisa tidak. Itu tidak absolut, hanya iblis yang membuat itu absolut. Untuk menjaga umat, dalam 10 hukum dengan jelas umat diajar agar tahu arti cukup dalam hidupnya dengan tidak tergoda menginginkan milik sesamanya (hukum kesepuluh) . Dalam kehidupan umum juga sangat jelas, kekayaan dapat diperoleh dengan menyembah setan, memelihara tuyul, atau ilmu babi ngepet. Berbagai tempat keramat dikenal bisa memberi kekayaan. Ini memang pekerjaan setan, baik dalam kekristenan maupun dalam kehidupan umum. Gaya setan yang diketahui, tapi sekaligus disukai manusia. Maklum godaan kekayaan dan kenikmatan duniawi yang ditawarkan memang terasa wah. Alkitab dengan jelas mengingatkan bahwa cinta uang adalah akar segala kejahatan. Tapi hanya sedikit yang peduli.
Kekayaan bukan dosa, tapi kemiskinan juga bukan aib. Jika anda mengajar; Jangan tawarkan kekayaan! Jika anda mendengar; Jangan tergoda dengan kekayaan! Tuhan pemilik alam semesta bisa memberikan dan mengambilnya, seperti kata Ayub. Yang terutama dari Allah bagi kita adalah keselamatan didalam Yesus Kristus. Dan, dari kita adalah mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Beritakanlah keselamat didalam Yesus Kristus, bukan pemberitaan kekayaan. Semoga pengkhotbah dan tergoda menjadi motivator kesuksesan dengan cara singkat. Jangan pernah lupa keberhasilan adalah kerja keras, dan kepuasan adalah jika bisa hidup taat.Maaf, anda belum tentu kaya, tapi pasti bahagia, jika mengikuti perintah-NYA.