Raymond Lukas
Reformata.com – TAHUN 2010 setiap pemimpin memerlukan keunggulan (excelence) dalam memimpin. Keadaan dunia akan semakin sulit, perekonomian akan semakin menantang, untuk itu Anda perlu memimpin dengan unggul. Keunggulan merupakan nilai yang utama dan suatu tujuan untuk diraih. Untuk itu banyak pemimpin di dunia ini berlomba mengejar keunggulan dalam melakukan sesuatu. Hal ini merupakan suatu disiplin yang harus dilakukan para pemimpin. Saya percaya setiap kita bisa mencapai keunggulan tersebut.
Jadi, keunggulan adalah suatu pan-dangan dan suatu sikap. Anda bisa memilih untuk menjadi unggul atau men-jadi biasa-biasa saja. Keunggulan harus dipertahankan dan diperbaharui setiap hari dan dilakukan secara fokus. Keung-gulan bukan sesuatu yang hanya dicapai satu kali saja, tetapi perlu dipertahan-kan. Diperlukan pembaharuan terus menerus. Hal yang menarik adalah bahwa Anda bisa memberikan inspirasi kepada orang lain untuk menjadi unggul setiap hari.
Ada 7 (tujuh) kunci untuk menjadi pribadi unggul. Pertama, berdoalah. Anda perlu berdoa dan meminta untuk menjadi pribadi unggul. Raja Salomo berdoa meminta hikmat Allah dalam melakukan sesuatu sehingga dia menjadi pribadi yang unggul sebelum kejatuhan-nya. Mintalah Tuhan berperan dan men-jaga keunggulan Anda tetap dalam kehendak-Nya.
Kedua, cintailah perubahan. Peruba-han adalah bagian dari kehidupan yang pasti akan kita alami. Bayangkan, kita lahir sebagai bayi yang kecil dan kehidupan membawa kita sampai usia sekarang. Semua proses itu adalah suatu perubahan yang konstan dan terus-menerus. Kita tidak bisa bersem-bunyi terhadap perubahan itu namun harus menghadapinya.
Ketiga, mengambil risiko. Anda harus mengambil risiko dan bertindak di luar kebiasaan melakukan hal yang sama. Jangan terus tinggal di zona nyaman dan melakukan hal yang sama terus-menerus, hanya duduk-duduk saja, dan cuma membicarakan apa yang akan dilakukan, cuma bertukar pikiran namun tidak bertindak untuk melakukan sesuatu yang baru. Anda mungkin melihat orang yang cuma membicara-kan apa yang hendak mereka lakukan. Apa yang ingin Anda katakan? Anda mungkin berkata kepada mereka: “Ayo, lakukan saja… jangan ngomong doang tentang rencana saja tanpa melakukan tindakan nyata”.
Memang ada risiko dari setiap tindakan, namun Anda bisa mengecek-nya dengan menanyakan: ”Hal terbu-ruk apakah yang mungkin terjadi?” Pertanyaan kedua: “Apa yang mungkin terjadi”, dan pertanyaan ketiga: “Apa yang terbaik yang mungkin terjadi?” Banyak di antara kita berhenti pada pertanyaan pertama, lalu menjadi takut duluan dan enggan maju ke depan. Itu sebabnya Anda memerlukan kedua pertanyaan berikutnya. Apa yang mungkin terjadi dan apa yang terbaik yang mungkin terjadi. Ambil risiko. Sekalipun hal itu tidak bekerja dengan baik, belajar dari pengalaman tsb dan terus maju.
Kunci keempat untuk menjadi pribadi unggul adalah belajar dari kesalahan. Suatu kesalahan adalah suatu penga-laman belajar, suatu kesempatan. Jadi, ijinkan diri Anda berbuat kesalahan. Hal itu mengandung banyak kebenaran, dan merupakan kesempatan bagi Anda untuk terus maju. Ada sebuah sitiran yang bagus: “suatu kesalahan adalah cara lain dari melakukan sesuatu”. Suatu kesalahan hanya menjadi suatu kesalahan kalau Anda mengulanginya terus-menerus. Kalau Anda belajar dari kesalahan itu, lalu memperbaikinya dan terus maju, berarti Anda menempatkan diri pada jalur untuk menjadi pribadi yang unggul.
Kelima, terus belajar sesuatu setiap hari. Belajar sesuatu setiap hari. Apakah saya selangkah lebih baik hari ini dibandingkan kemarin? ”Apakah yang saya lakukan semakin cerdik dan semakin baik setiap hari?” Tuliskan pertanyaan ini dan tanyakan kepada diri Anda, apa yang dapat Anda lakukan untuk menjadi lebih baik dan cerdik setiap hari?
Apakah Anda menjadi tertantang dalam belajar? Sikap Anda dalam belajar menular kepada orang di sekeliling Anda. Itulah yang mereka alami. Apa yang mereka lihat dari Anda? Bangkitkan sikap mau belajar pada bawahan dan lingku-ngan. Apakah Anda pernah melihat karyawan yang bertingkah laku seperti terlepas dari kekangan di waktu mereka akan pulang kantor? Mereka tiba-tiba menjadi sangat hidup dan hanya berse-mangat pada waktu mau pulang ke rumah, sekitar pukul 5 kurang 10 menit sore hari. Sebenarnya, kita mengingin-kan energi dan entusiasme mereka untuk sepanjang 8 sampai 10 jam waktu mereka bersama kita di kantor. Jadi, pikirkan bagaimana Anda dapat mempengaruhi pikiran seseorang. Bisakah Anda menyarankan mereka untuk terus bersemangat sepanjang hari atau akan membiarkan mereka lesu sepanjang waktu kerja.
Kunci keenam, menentukan tujuan. Untuk mencapai tujuan yang besar, pastikan bahwa Anda dapat memecah-kan tujuan itu menjadi bagian-bagian kecil yang dapat dilakukan, dikelola dan dicapai dengan baik. Contoh, misalkan Anda meminta saya untuk lari maraton, saya akan memandang Anda dan berkata, ”Saya tidak dapat mem-bayangkan untuk berlari secara mara-ton”. Namun, kalau Anda bertanya, ”Apakah Bapak dapat berlari 100 meter?” Saya akan menjawab, ”Tentu saja”, saya dapat melakukannya, mungkin dengan pakaian lengkap seperti sekarang pun saya akan segera berlari kalau cuma 100 m. Saya mampu untuk berlari jarak pendek yang cuma 100 m. Ini berarti memberi-kan kepada diri sendiri dan orang di sekitar kita kesempatan untuk berhasil melakukan tugas-tugas yang lebih kecil/sederhana dan kemenangan-kemenangan kecil ini akan membantu kita untuk berlari maraton dan menjaga momentum kecil itu terus berjalan. Itulah cara kita menjadi pribadi yang unggul.
Ketujuh, meminta kritik. Mendapat kritikan bagi banyak orang bisa menjadi tantangan. Biasanya, sema-kin tinggi posisi Anda dalam suatu organisasi, orang cenderung untuk hanya menyenangkan Anda. Jadi, mintalah dikritik untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kalau Anda memanggil pelatih untuk belajar bermain golf, pada dasarnya Anda membayar pelatih golf tersebut untuk mengeritik permainan Anda. Pikirkan hal itu, Anda membayar untuk memperoleh kritikan. Kemudian Anda mencoba berlatih sesuai dengan apa yang Anda pelajari. Biasanya untuk semen-tara waktu permainan Anda tidak langsung baik sampai Anda mendapat kesempatan untuk benar-benar berlatih. Pikirkanlah hal itu, Anda membayar untuk dikritik. Di kantor, Anda punya karyawan yang dengan senang hati bisa memberikan kritikan secara gratis. Jadi mintalah dikritik sehingga Anda menjadi lebih baik. Mata orang lain yang melihat Anda dan pendapat/masukan mereka akan menjadi sangat bernilai.
Trisewu Leadership Institute
Founder: Lilis Setyayanti
Co-founders: Jimmy Masrin, Harry Puspito
Moderator: Raymond Lukas
Trisewu Ambassador: Kenny Wirya
Untuk pertanyaan, silakan kirim e-mail ke: seminar@trisewuleadership.com. Kami akan menjawab pertanyaan Anda melalui tulisan/artikel di edisi selanjutnya. Mohon maaf, kami tidak menjawab e-mail satu-persatu.”