Mari kita lihat apa yang dikatakan Alkitab tentang manusia yang mencari jalan. Usaha ini sudah dimulai ketika manusia membangun menara Babel. Ada usaha manusia untuk menggapai Allah. Apakah Allah suka? Tidak. Upaya manusia untuk menggapai langit justru dibubarkan. Sejak itu manusia terpisah-pisah karena bahasanya kacau balau. Artinya, agama yang dihasilkan manusia hanya menghasilkan perpecahan, bukan persatuan. Orang terpecah-pecah, karena satu kelompok merasa yakin dengan dirinya, dan membunuh kelompok lain untuk kebenaran yang diyakininya. Agama menimbulkan permasalahan.
Ketika Yesus mengatakan bahwa Dia-lah jalan itu, Dia menempatkan diri melawan semuanya, termasuk para ahli Taurat yang merasa paling hebat dan paling benar. Mereka tidak bisa menerima ucapan-ucapan Yesus, mereka marah, sampai menyalibkan Yesus. Mereka merasa terganggu dengan apa yang dikatakan Yesus.
Ketika Yesus mengatakan Akulah jalan, di situlah Yesus menerobos misteri jalan menuju hidup. Apa kata Alkitab tentang hal itu? Dalam Keluaran 33: 13 Musa berteriak, Beritahukanlah kepadaku jalan-MU ya Tuhan! Orang-orang di masa Perjanjian Lama (PL) sudah mencari-cari jalan itu, sampai kemudian Yesus menjawab: Akulah jalannya! Jadi kita bisa melihat ada rangkaian dari PL ke Perjanjian Baru (PB). Di jaman PL mereka sudah memiliki dahaga yang besar untuk menantikan, mengenal dan mengerti jalan itu. Daud juga menggunakan kata yang berbeda tetapi maksud yang sama. Ya Tuhan, tunjukkan jalanmu kepadaku. Maka jeritan ribuan tahun lalu di masa PL, digenapi Yesus di PB.
Tuhan tidak bikin agama
Oleh karena itu di tengah-tengah pergulatan pergumulan hidup, manusia berputar-putar mencari jalan, dan akhirnya banyak agama. Ada yang bertanya: Kalau Tuhan ada kenapa banyak agama? Mestiya kan agama satu saja. Ijinkan saya menjawab: Yang bikin agama banyak bukan Tuhan. Tuhan tidak mendirikan agama. Tuhan menciptakan umat untuk mengabdi kepada-Nya. Umat manusialah yang tidak mau mengerti, lalu lari ke mana-mana. Maka Yesus datang dan berkata, Ikut aku, sangkal dirimu, pikul salibmu. Manusia diminta kembali kepada polanya. Tetapi dasar manusia, itu pun tidak cukup. Firman Tuhan masih dimanipulasi sehingga menjadi berbagai kebenaran menurut pemimpinnya. Di dalam Kristen muncul blok-blok. Protestan melahirkan banyak aliran. Ini maunya Tuhan? Tidak. Ini maunya manusia. Karena itu labelisasi keimanan kepada Kristus harus lebih kuat dari labelisasi kegerejaan kita. Keyakinan dan kepercayaan kita kepada Kristus harus melebihi penghargaan kita kepada merek gereja kita. Di situlah kita akan menemukan kesejatian hidup. Jangan pernah takut.
Itu sebab Kristen disebut agama kasih karunia, agama anugerah. Solagracia, hanya anugerah. Yesus Kristus jalannya. Kalau Yesus jalannya, kenapa Dia pilih kita masuk sorga? Karena kebaikan kita? Tidak. Karena kita layak? Juga tidak. Mana ada manusia yang layak masuk surga. Memilh jalan pun kita tidak mampu karena kita sudah rusak karena dosa, sampai Yesus datang dan berkata, Akulah jalan. Jangan kau tersesat, ikutlah aku!
Benar. Yesuslah puncak kebenaran, puncak kesalehan, puncak kesucian. Supaya manusia sampai ke surga, Yesuslah jalannya. Waktu Dia berteriak, Akulah jalannya, Dia menunjukkan kepada kita jalan yang sejati. Waktu Dia berkata, Akulah jalan, Dia mengakhiri kebingungan manusia. Ia mengakhiri pencarian agama yang salah. Dia membawa kita menuju kesejatian.v
(Diringkas dari CD khotbah oleh Hans P Tan)