Pdt. Bigman Sirait
SYALOM Bapak Pendeta, dalam kesempatan ini saya ingin menanyakan tentang beberapa hal. Pertama, apa konsep Alkitab tentang realita kehidupan. Kedua, apa pandangan Alkitab tetang hipnotis dan yoga? Ketiga, apakah ada bagian-bagian yang diperperbolehkan dari kedua hal tersebut, karena memang faktanya ada banyak orang Kristen yang melakukan hal itu; Ketiga, apakah pendeta-pendeta yang melakukan mujizat-mujizat itu, menggunakan unsur Hipnotis dan Yoga juga?
Lamsihar
lamsihar.pane@yahoo.com
Pertanyaan yang menarik. Fenomena gaya hidup masa kini memang penuh dengan berbagai kemungkinan yang perlu dipahami utuh. Hipnotis, yang juga tampil sebagai hipnoterapi, atau yoga dengan berbagai pola. Namun sebelum lanjut, mari kita simak apa kata Alkitab. Lihat saja ahli sihir Mesir yang bisa melempar tongkat mereka dan kemudian berubah menjadi ular. Mereka kafir, tapi memiliki kuasa supranatural. Musa, dalam kuasa Tuhan melakukan hal yang sama, dan Tuhan menunjukkan kuasa-Nya lebih besar dari kuasa apapun.
Kita juga menemukan dalam 1 Samuel 28, tentang Saul, Raja Israel dengan seorang pemanggil arwah yang mampu memanggil arwah Samuel. Fenomena yang luar biasa. Tapi Alkitab jelas mengatakan; tak ada orang mati yang bisa dipanggil kembali (kasus Lazarus dan orang kaya). Fenomena pemanggilan arwah dengan kuasa iblis banyak mewarnai kehidupan berbagai suku di muka bumi ini. Dan ini adalah kemurkaan bagi Tuhan. Dalam Perjanjian Baru (PB) juga tercatat orang yang memelihara penenung untuk memperkaya diri (Kisah 16:16-18). Paulus dengan kuasa Tuhan mampu mengenali dan mengusir roh tenung itu. Lagi-lagi, siapapun bisa memiliki kuasa supranatural, namun berasal dari setan. Mereka disebut penyihir, penenung, pemanggil arwah, dukun, dan lain sebagainya. Paulus adalah rasul, tetapi bukan dukun. Kemampuan yang ada dari Tuhan, dan tidak menempel pada dirinya yang bisa dipakai kapan dia mau, melainkan kapan Tuhan mau. Berbeda dengan dukun yang bertindak sesuai keinginannya dengan bantuan setan.
Kemampuan supranatural yang menempel pada diri adalah ilmu kebathinan yang dikenal dalam dua golongan, yaitu ilmu hitam dan ilmu putih. Jika ilmu hitam tujuannya untuk menyakiti orang lain, maka ilmu putih sebaliknya, yaitu menolong atau menyembuhkan. Namun keduanya sama-sama supranatural, yang bukan berasal dari Tuhan. Alkitab tak pernah mencatat Tuhan memberi ilmu supranatural yang menetap menjadi kemampuaan seseorang, melainkan karunia, yang tidak menetap. Contoh, Paulus yang berdoa dan banyak orang disembuhkan. Tapi di sisi lain, muridnya Timotius yang mengalami ganguan pencernaan tidak sembuh (1 Timotius 5:23), juga rekan sepelayanannya Trofimus yang sakit (2 Timotius 4:20). Jadi tak selalu sakit langsung bisa disembuhkan dengan doa, tergantung pada Tuhan (bukan soal berhasil atau tidak, tapi apa kehendak Tuhan). Berbeda dengan dukun, semuanya diatasinya dengan ilmu kebathinannya (tapi juga sering gagal).
Pendeta masa kini banyak yang mirip dukun dalam soal penyembuhan, karena mengklaim diri memiliki kemampuan penyembuhan. Dan mereka menjadi pelanggan yang sakit. Sangat berbeda dengan semangat Paulus bukan. Lalu berdasarkan daerahnya, istilah dan polanya juga ada perbedaan. Misal, ada vodo dari Afrika yang menggunakan media boneka. Tapi lagi-lagi, semuanya sama perdukunan yang tidak sejalan dengan ajaran Alkitab. Nah, diera modern ini berkembang apa yang disebut sebagai six sense, atau indra keenam. Juga orang-orang dengan kemampuan khusus yang disebut indigo. Istilah baru sebagai baju, namun dalam prinsipnya sama, berpusat pada kemampuan diri. Ada yang menyebutnya kekuatan luar, tapi ada juga yang mengklaim sebagai aura bawaan lahir.
Lamsihar yang dikasihi Tuhan, sekarang banyak ilmu kebathinan tampil ramah, tidak seram seperti perdukunan waktu lampau. Kita mulai dengan hipnotis. Di sini adalah pelatihan konsentrasi yang berpusat pada kekuatan pikiran. Orang yang dihipnotis harus ada pada situasi tertentu. Pertama, dengan sadar mau dihipnotis, sehingga kemudian dia bertindak diluar kendali dirinya. Yang kedua, tidak memberi diri, tapi dalam situasi kosong (gamang, karena berbagai persoalan). Penghipnotis bisa masuk, dan yang dihipnotis melakukan apa yang diinginkan oleh si penghipnotis. Semua baru disadari kemudian. Jadi jelas hipnotis salah, karena bertindak dengan menghilangkan atau menguasai kesadaran seseorang. Bahkan hipnoterapi yang dilakukan untuk pengobatan juga sama. Pasien dibawa ke sebuah situasi yang kondusif dengan berbagai cara dan alat (musik, dll). Lalu dia dibawa ke alam bawah sadarnya, dan dari sanalah terapi dimulai. Jadi dia tidak pernah menyadari sepenuhnya apa yang terjadi. Dia membuat keputusan di luar kesadarannya, dan ini menyangkut sikap dan pola pikir. Berbeda dengan orang dibius untuk tindakan terhadap organ tubuh, yang dioperasi. Bius untuk menghilangkan rasa sakit, bukan penguasaan pikiran.
Sebagai seorang Kristen kita tak boleh terlibat didalamnya, baik sebagai pasien atau pelaku pengobatan. Lalu bagaimana dengan yoga. Setali tiga uang. Hanya saja perlu dibagi dua, yaitu murni pergerakan tubuh atau latihan pernafasan, dan bukan kekuatan pikiran dan menyedot energi yang ada disekitar diri. Jika yang terakhir, ini murni kekuatan pikiran. Pelatihan kekuatan pikiran (power of mind, suggestion), semuanya berpusat pada diri. Kekuatan konsentrasi dan mengarahkan pikiran ketempat yang dikehendaki. Ingat, secara sederhana, apapun yang berorientasi pada kekuatan diri, itu bukan sifat kristiani. Umat diajar oleh Alkitab justru sebaliknya, sangkal diri, berserah diri, kepada kehendak Allah, bukan berpusat pada diri. Jadi, Lamsihar yang dikasihi Tuhan, semua harus diteliti dengan baik, dan dipahami konsepnya dengan jelas. Seringkali dipermukaan tampaknya baik, namun sejatinya berlawanan dengan Alkitab. Inilah yang disebut era posmo, di mana semuanya ditampilkan dalam semangat relatifisme. Bungkusnya agama (mengabdi pada Tuhan), tapi isinya justru berorientasi pada diri.
Pertanyaan, apakah ada pendeta yang melakukan dengan unsur yang sama? Jawabannya sangat jelas; Ada! Soal siapa, atau yang mana, itu harus ditelusuri hati-hati, sehingga tidak menjadi fitnah. Namun soal ini Alkitab sangat jelas. Matius 7:21-23, mengatakan tidak tiap orang yang menyebut nama Tuhan, Tuhan, akan masuk surga, melainkan yang melakukan kehendak Bapa (Buah Roh, Galatia 5:22-23). Jadi, langkah pertama, kenali apakah pendeta tersebut hidupnya ada Buah Roh. Buah Roh (kualitas hidup), bukan kuantitas pelayanan (gereja ramai, besar, dll). Bukan hamba uang yang tujuannya melulu kekayaan. Yang kedua, mereka bisa bernubuat, mengusir setan, mengadakan mujijat, dalam nama Yesus. Tapi mereka ditolak Tuhan. Pertama, karena mereka menggunakan kuasa setan, tapi memakai nama Tuhan. Tuhan biarkan mereka berhasil, tapi dikematian, Tuhan buang mereka ke neraka. Yang kedua, bisa dengan kuasa Tuhan, tapi untuk ketenaran diri, dan kekayaan pribadi. Tuhan biarkan mereka sukses, tapi kemudian dibuang ke neraka. Muncul pertanyaan, bukankah akan banyak yang bisa tertipu dan tersesat? Jawabannya jelas; Ya! Tapi jangan lupa, Tuhan sudah mengingatkan, jangan anggap remeh pekerjaan Roh, tapi juga, ujilah segala sesuatu, supaya kamu tidak tersesat (1 Tesalonika 5:19-22). Adalah kejahatan, jika kita menerima apa saja, lalu bilang dari Tuhan, tapi tidak pernah mengujinya sesuai Alkitab. Ingat, pohon dikenal dari buahnya (Kualitas, bukan kuantitas). Lamsihar yang dikasihi Tuhan, memang semakin banyak penyesat itu datang, sesuai kata Alkitab. Dan kekuatan mujijat mereka semakin hebat, hati-hatilah jangan tersesat. Mereka bisa menjual nama Tuhan, bahkan mengaku dan menyebut diri sebagai nabi, rasul, bahkan mesias, padahal sejatinya mereka palsu. Dulu sudah ada, sekarang juga, dan terus akan semakin banyak dimasa mendatang. Selamat mendektesi, dan membongkar kebusukannya.