Tidak semua orang mengalami keberhasilan. Namun kegagalan pasti mendera setiap orang. Bahkan ada yang mengalaminya berkali-kali. Anda bisa menerima kegagalan sebagai sebuah akhir. Anda mungkin mengatakan “Emang nasib gue begini” atau “Gue emang nurunin orang tua yang juga tidak berhasil., Buah emang gak jatuh jauh dari pohonnya”. Bagaimana orang percaya harus menghadapi kegagalan tersebut?
Sewaktu penemu Amway, Richard DeVos dan rekannya Jay Van Andel membentuk Amway, mereka menyewa sebuah ruang auditorium berkapasitas 200 orang dan mengharapkan para calon distributor hadir. Namun ternyata hanya dua orang yang hadir. Malam ini mereka harus kembali ke kota mereka, menyetir ratusan kilometer karena mereka tidak memiliki uang untuk membayar motel untuk menginap. Namun, kegagalan itu tidak membuat mereka berhenti, malahan menyambuk mereka untuk terus maju. Seminar demi seminar mereka selenggarakan untuk distribusi produk mereka. Sekarang, Amway memiliki omzet lebih dari 10 milyard dollar setahun.
Seorang rekan professional, yang beralih menjadi pengusaha memulai usahanya dengan jatuh bangun. Dimulai dengan sebuah dealer motor, lalu berkembang menjadi penyalur tenaga kerja dan perusahaan distribusi. Sewaktu usaha-usaha tersebut dimulai, beliau jatuh bangun dengan kerugian yang lumayan besar. Namun dia, tidak berhenti. Tekun membereskan kinerja perusahaannya, bahkan menuangkan semua modal miliknya untuk usaha tersebut. Karena beliau menganggap bahwa usaha adalah sebuah pelayanan, untuk melayani sesama – para stakeholder dari pegawai sampai pemerintah. Secara kreatif beliau menggerakkan usaha dan teamnya dengan penuh kesungguhan hati. Sekarang, usahanya berkembang. Bisnis-bisnis baru ditelurkan, antara lain bisnis kurir, bisnis internet dan lain-lain, Ketekunannya membuahkan perputaran omzet sekitar 100 milyard. Bukan usaha yang kecil lagi, tetapi berbuah menjadi lebih besar.
Thomas Alfa Edison mengatakan bahwa dia melakukan 1200 kali percobaan bola lampunya sebelum akhirnya berhasil menciptakan sebuah bola lampu yang sekarang kita kenal. Bayangkan! 1200 kali. Bukan usaha yang sedikit, atau sebentar. Kalau satu hari satu experimen saja, berarti Edison sudah melakukan experimen selama 1200 hari atau 3 tahun lebih. Wow!. Sewaktu ditanya, bagaimana kalau dia tidak berhasil di experimen yang ke 1200. Edison menjawab, dia akan terus mencobanya sampai berhasil dan tidak akan menghabiskan waktu berbicara dengan sang penanya. Ya, sebuah sikap yang tegas dn bersemangat bukan? JK Rowling penulis yang sangat terkenal mengatakan bahwa dia pernah hidup selama 7 tahun lewat bantuan sosial pemerintah. “Akhirnya, kita sendiri yang harus menentukan apa artinya sebuah kegagalan, walaupun dunia sangat antusias mendifiniskan kegagalan tersebut untuk anda. Jadi sangat wajar kalau saya mengatakan dengan bantuan sosial pemerintah selama 7 tahun, maka saya adalah seorang yang gagal. Saya seorang yang tidak memiliki pekerjaan, seorang yang gagal berumah tangga, jadi bisa dikatakan saya adalah seorang yang gagal total!.
Namun, setelah 14 tahun meninggalkan bangku kuliah, JK Rowling sekarang adalah seseorang yang pernah muncul di majalah Forbes sebagai seorang terkaya di dunia dengan jumlah kekayaan 1 milyard dollar. Kuncinya adalah ketekunannya menulis sehinga suatu saat karyanya menjadi HIT dunia.
Dari ke empat tokoh diatas, kita melihat ada kesamaan, yaitu bahwa mereka adalah orang-orang yang tekun berusaha. Kegagalan demi kegagalan, tidak membuat mereka berhenti. Kalau kita melihat ayat-ayat berikut, maka kita mengerti apa yang diajarkan Firman Tuhan tentang bagaimana kita harus menghadapi kegagalan.
Galatia 6 : 9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Amsal 13:4, Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan
Amsal 10:4. Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.
Amsal 10 : 4 Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan. Rekan pemimpin yang budiman, jadi kita diajarkan untuk tidak menerima kegagalan sebagai sebuag vonis yang mematikan. Kita bisa menganggap kegagalan sebagai hanya sebuah kemunduran sesaat. Ada saatnya kita kembali, Kalau dunia mengatakan “Jangan mengacaukann usaha Anda, karena kesalahan bisa menghancurkan keuangan dan reputasi Anda”. Namun Firman yang hidup mengajarkan kita bahwa “Jangan pernah kita menyia-nyiakan sebuah kegagalan. Karena kegagalan memberikan pengajaran bahwa kegagalan bisa meningkatkan kemampuan untuk menjadi sukses”. Rekan pemimpin, pasti bisa.