Runtuhkan Sekat-sekat Kekudusan dan Taat Sampai Akhir

Mengapa dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita jumpai orang-orang kristen melakukan apa yang jahat, antara lain: terjadinya perzinahan, perselingkuhan, penganiayaan, pembunuhan?

Mengapa kita sebagai orang Kristen, sulit untuk menerima apalagi melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepada umat-Nya dan sulit untuk benar-benar taat kepada Tuhan dengan hidup kudus di hadapan-Nya?

Apakah karena kita manusia berdosa? Alkitab mengatakan tidak demikian. Ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, dosa kita sudah diampuni, bahkan kita bisa menjadi serupa dengan Yesus. Kalau demikian, apa sebenarnya yang menjadi persoalan sehingga umat Tuhan sulit hidup taat kepada Tuhan?

Banyak sekat yang kita bangun di hidup ini  membuat kita ingin mengatur Tuhan, alih-alih Tuhan yang mengatur hidup kita. Perkembangan teknologi telah menghasilkan Media Sosial yang secara massive memengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Melalui Instagram, Tik Tok seringkali lebih kita percayai ketimbang pesan Alkitab.

Lalu bagaimana bisa membuat arah hidup kita tetap memandang kepada Allah yang hidup? Ada pesan dari rasul Petrus mengenai bagaimana kita harus hidup bagi Kristus, Sang Juruselamat.

Di dalam Kisah Para Rasul 5:29-32 ada 4 hal yang dapat kita teladani.

  1. Allah Yang Utama

Ayat 29 – Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”

Kesungguhan kita memrioritaskan Allah, memang perlu keras  hati dan keras niat. Oleh sebab itu, setiap hari kita perlu membekali diri dengan doa dan Firman Tuhan, agar tetap teguh dan taat kepada Tuhan.

  1. Ingat Kejahatan Kita dan Kasih Allah Yang Mengampuni

Ayat 30 – Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.

Sangat jelas kejahatan kita di masa lalu, dengan berbagai perbuatan dosa dan melupakan Tuhan, termasuk tidak melakukan hal baik yang  kita ketahui. Semua ini mengingatkan kita untuk berhenti membuat kekeliruan lagi. Stop berbuat dosa, karena kita berhadapan dengan Allah yang hidup…Allah yang membangkitkan Yesus dari kematian-Nya.

  1. Merendahkan Diri Dihadapan Allah yang Maha Tinggi

Ayat 31 – Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa

Yesus telah menjadi teladan yang sesungguhnya. Dia merendahkan diri-Nya menjadi manusia dan taat hingga mati di atas kayu salib. Karenanya, Bapa meninggikan dan memberikan kemuliaan-Nya kepada Yesus (Yoh.1:14).

Saat kita menempatkan diri di bawah otoritas Allah, maka ketaatan dan hidup kudus bukan lagi hanya keinginan, tetapi menjadi pola hidup.

  1. Jadilah Saksi & Pelayan Tuhan

Ayat 32 – Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.”

Sekat-sekat menuju ketaatan dan hidup kudus, dapat kita hancurkan saat kita memiliki tekad kuat untuk menjadi saksi-Nya. Seperti Kristus dalam pergumulan di Taman Getsemani. Ada sekat juga dalam perjalanan ketaatan Yesus kepada Bapa di surga. Sekat keinginan-Nya agar “cawan” itu lalu dari pada-Nya. Tetapi ketaatan-Nya kepada Bapa, membuat Yesus tunduk kepada perintah Bapa untuk menerima cawan penderitaan sampai mati di salib.

Yesus tidak membiarkan sekat egoisme-Nya membatalkan rencana Bapa. Kesaksian ketaatan Yesus ini menjadi kesaksian nyata dan teladan bagi kita.

Mari kita runtuhkan sekat-sekat yang menghalangi kita untuk hidup taat dan kudus dihadapan-Nya, yang menghalangi kita menjalani rencana Bapa bagi kita.

Soli Deo Gloria.

Recommended For You

About the Author: Sugihono Subeno

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *