Ketika Ahok Dibenturkan

KASUS Ahok seakan tak habis isu untuk dibicarakan. Lilin untuk Ahok yang mendunia, mencengangkan. Baru kali ini gubernur anti korupsi, pekerja keras, bersih, dan berhasil membangun Jakarta dipenjarakan karena kasus penistaan agama, dan sekaligus juga baru pertama kali ini dukungan bagi seorang gubernur mendunia. Belum lagi banyak sekali air mata kasih sayang yang tumpah. Ahok sudah menerima DP bukan 0%, tapi tak terhingga. Bukan hanya Ahok, tapi istri, anak, dan keluarganya, telah menjadi model keluarga yang harmonis saling menguatkan, bukan keluarga politis yang penuh basa basi.

Nikmati Menu: #SUP — AHOK, PENJARA DAN FENOMENA

 Di sisi lain kita juga terkejut, bukan karena mendadak tahu, melainkan mendadak terbukanya informasi dengan pernyataan Zulkifli Hasan, ketua Partai Amanat Nasional (PAN), bahwa Wapres JK ada di balik pencalonan Anis sebagai cagub. Sementara itu, tiga dari lima hakim yang mengganjar Ahok dengan vonis lebih berat dari tuntutan Jaksa langsung mendapat promosi.  "Itu  reguler, gak ada hubungannya dengan Ahok", kata Kepala Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung (MA), Ridwan Mansyur. Tak berhenti di situ, berhembus lagi berita kedekatan hubungan JK dengan Hatta Ali, Ketua MA yang mempengaruhi vonis Ahok. Foto pertemuan menyebut nama Hatta Ali, namun sesungguhnya Ibnu Munzir. Itu hoax, kata juru bicara JK, Husein Abdulah. Itulah berita yang beredar ke masyarakat yang perlu bijak mencerna, agar tak salah tapi juga tak kehilangan. Sementara VKL seorang orator di depan penjara Cipinang menyebut vonis Ahok adalah kesalahan Jokowi, dan bahwa rezim Jokowi lebih parah dari rezim SBY. Tak jelas logika yang dipakai oleh VKL. Tapi yang pasti Mendagri sudah menyurati yang bersangkutan. Simpati terhadap Ahok ada pada banyak warga Indonesia bahkan dunia. Tapi membenci yang lainnya seperti Jokowi pasangan serasi Ahok ketika menjabat gubernur DKI, sangatlah aneh. Jokowi dan Ahok adalah pemimpin pekerja keras yang konstitusional, merakyat, bagaimana mungkin ada yang menyebutnya lemah dan memintanya mengintervensi hukum seperti kebiasaan para pemimpin fasis dan korup.

Nikmati Menu: #SUP — AIR MATA DUKA ATAS VONIS AHOK

Demo itu sah dijamin UU, perlu sebagai alat penyertaan sikap, namun harus tertib, taat aturan. Jangan rusuh, merusak, apalagi membakar dengan seribu dalih, itu bukan gaya Ahok yang taat hukum. Hati-hati dengan penyusup yang pasti bahagia jika anda terpancing menjadi anarkis. Janganlah demo pro Ahok malah merugikan Ahok. Percayalah kebenaran akan tiba. Bukalah mata dan lihatlah reaksi orang sedunia. Bunga, lilin, nyanyian, panggung budaya, orasi, petisi pernyataan sikap, yang dijalankan elegan dan konsisten pasti akan membangunkan kesadaran bersama dan menjadi energi yang luar biasa. Ingat baik-baik, saat ini ada “kuda liar” yang anti Pancasila, yang ingin merusak Indonesia, namun saat bersamaan ada yang menunggangi demi ambisi yang tak terkendali untuk kekuasaan, kekayaan. Mereka tak peduli resikonya bagi rakyat Indonesia, yang ada hanya kepentingan diri. Pemerintahan Jokowi perlu didukung sepenuhnya dengan kebersamaan dan persatuan kita rakyat Indonesia pembela Pancasila dengan harga mati NKRI.

Nikmati Menu: #SUP–PILKADA DAN ISU SARA

Buka mata, pasang telinga, perlahan tapi pasti topeng si jahat semakin terkuak menuju Pilpres tahun 2019. Ayo bijak jangan mudah termakan hoax, apalagi rajin jadi agen dengan meneruskannya tanpa menyeleksinya. Atur energi kita, karena titik signifikannya tahun 2018 Pilkada serentak yang akan mempengaruhi peta politik Pileg dan Pilpres 2019. Fokus dalam dua tahun ini, atur demo simpatik sepanjang dua tahun ini melalui semua hari penting Indonesia sesuai semangatnya, seperti Hari Pers Nasional (9 Feb) agar pemberitaannya berani, jujur bukan pesanan. Hari Musik Nasional (9 Mar) membangun persatuan lewat kekayaan budaya. Hari Buku Sedunia (2 Apr) agar jadi  budaya baca cinta Indonesia. Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei) membangun dan memelihara rasa nasionalisme. Hari Lahirnya Pancasila (1 Jun) sebagai falsafah kebangsaan yang tak tergantikan. Hari Kemerdekaan RI (17 Ags) memperingati tekad NKRI harga mati. Hari Olahraga Nasional (9 Sep) satu tim dalam berbagai suku dan agama. Hari Kesaktian Pancasila (1 Okt) kita jaga dan bela. Hari Sumpah Pemuda (28 Okt) satu tanah air, bangsa, dan bahasa. Hari Pahlawan (10 Nov) menumbuh kembangkan semangat berjuang. Hari Bela Negara (19 Des) menyadarkan tugas bersama anak bangsa. Sementara Hari profesi untuk masing-masing profesi bisa dimanfaatkan menjaga Indonesia yang satu dan menelanjangi kepalsuan.

Nikmati Menu: #SUP — AHOK DAN KETAKUTAN

Kenali pemimpin bukan dari apa katanya, tapi perilakunya. Banyak yang aspal, seakan peduli pada orang miskin tapi semangatnya justru memperkaya diri. Seakan cinta negara, tapi malah menggerogotinya. Berkata kita harus bersama, tapi saat bersamaan memecah belah.

Bijak ya, makan #SUP nya untuk energi dua tahun kedepan sesuai dengan bidang anda masing-masing. Ayo semangat. Saya menulis, anda membaca, lalu bersama kita ber-demonstrasi yang elegan. Ingat; Demo yang Elegan!   

Recommended For You

About the Author: Reformata

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *